Skip to content

RIAH'S BLOG Posts

STP, suatu usulan untuk UPT Perpustakaan UNS

Melanjutkan artikel tentang Segmentasi, Targeting, dan Posistiong (STP) Perpustakaan, mungkin melalui sedikit pemikiran di bawah ini akan memberikan kontribusi terhadap perpustakaan, khususnya untuk UPT Perpustakaan UNS.

Positioning dalam konteks pemasaran merupakan cara produk, merek atau organisasi perusahaan dipersepsi secara relatif dibandingkan dengan para pesaing oleh pelanggan saat ini maupun calon pelanggan. Maka positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan suatu citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan.

Positioning perpustakaan dalam era kompetisi saat ini sangat dipengaruhi oleh akuntabilitas yang  ada. Jika indikator akuntabilitasnya baik maka pasar atau user akan merespon positif dan membuat posisi perpustakaan sebagai penyedia jasa yang capable atau dapat dipercaya sekaligus predictable atau dapat diperkirakan mutunya akan tetap kuat posisinya di pasar penyedia jasa informasi. Sebaliknya jika pasar atau pengguna merespon negatif maka perpustakaan harus segera berbenah diri dengan melakukan evaluasi terhadap indikator-indikator dari akuntabilitas sebuah perpustakan yang bertanggungjawab kepada publiknya.

STP Perpustakaan

Yuk ngebahas dikit tentang STP Perpustakaan? STP bukan merek oli lho! STP adalah istilah yang banyak digunakan dalam bidang pemasaran. Sekarang ini khan kita lagi dalam perjalanan menuju WCU, perpustakaan sebagai salah satu indikatornya janganlah tenggelam dalam lautan informasi. Dikatakan oleh Pak Lasa Hs, bahwa perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan dan informasi selalu berkembang seirama dengan perkembangan pemikiran dan kultur masyarakatnya.

So mari kita ”tengok” lingkungan di sekitar yang sudah berubah. Dalam ilmu manajemen bisa dikatakan perpustakaan tengah mengalami sindrom active inertia. Itu loh istilah yang menggambarkan adanya keterbelengguan karena keteraturan yang terjadi di masa lalu. Apa yang dilakukan oleh pustakawan masih banyak berkutat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya konvensional. Akibatnya perpustakaan belum mampu secara maksimal beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya. So it’s time to change!!

Mystery as Seen in Edgar Allan Poe’s Short Stories The Fall of The House of Usher, The Tell-Tale Heart, and The Black Cat

Abstract
by Riah Wiratningsih
Thesis : undergraduate program of Sebelas Maret University Surakarta

Edgar Allan Poe was a famous American poet, short story writer, journalist, and literary critic who lived in 1809-1849. As the saddest and the strangest figure in American literary history, he had unique style in expressing his works. Death played a major part in many of his writings. He blended the sorrow, despair, anger and suffer from loss, as in his short stories The Fall of The House of Usher, The Tell-Tale Heart and The Black Cat. The death in the three short stories brings the reader to a mystery. This is interesting to be analyzed. In the three short stories there are some questions, full of secrets, and have surprise endings. Mystery gives reader uncertainty about the conclusion of the story. In some stories the reader may guess the conclusion before they even finish reading them, but when author adds mystery into their masterpieces, the stories become far more interesting and keeps the reader wondering whether the conclusion of the story would end like they thought and therefore keeps the reader wanting to read more.
This research is descriptive; it takes form of statements, quotations, and explanations that found in the short stories. The method of collecting data is through library research. It is only a study to book references, which are provided in library. After reading and understanding the short stories, essays, comments and other writing that support the subject matter of the research, the researcher can analyze the three short stories. The purpose of the research is to reveal the mystery in Poe’s short stories The Fall of the House of Usher, The Tell-Tale Heart, and The Black Cat. In order to achieve the purpose, the researcher employs structural approach as the guide step.

Strategy Of Information-Technology-Based Product Packaging At Sebelas Maret University’s Central Library Surakarta

ABSTRACT

Riah Wiratningsih.
Thesis: Postgraduate Program of Sebelas Maret University Surakarta.

The fast development of science and technology has brought a phenomenon of users needs orientation shift to information-technology-based information. Thus, it is necessary to do an information-users-needs-based innovation. Information packaging is a kind of innovation used by Sebelas Maret University’s central library to answer users’ recent needs of information. For this reason, strategy of information packaging becomes important in order to make users experience a significant improvement that is appropriate to recent development of science and technology.
The research focuses on the strategy of information-technology-based product packaging. It aims at (1) finding the process of planning, organizing, implementing, and evaluating of that strategy carried out by Sebelas Maret University’s central library; (2) finding kind of information-technology-based product promotion used by Sebelas Maret University’s central library; (3) finding the result of users’ and stakeholders’ evaluation on strategy of information-technology-based product packaging carried out by Sebelas Maret University’s central library.

Pustakawan di Era Globalisasi

Pendahuluan
Globalisasi informasi merupakan proses yang berlangsung paling cepat karena kemajuan teknologi media cetak dan elektronik, komputerisasi, sistem digital, dan sebagainya. Perkembangan globalisasi sebagai hasil dari perkawinan kepentingan ekonomi dan kemajuan teknologi membawa pada banyak persoalan, salah satunya mengenai nasib institusi pendidikan. Di mana dunia pendidikan tidak terlepas dari peran perpustakaan. Hal ini sesuai dengan UU No.2 tahun 1999 tentang Pendidikan Nasional bahwa salah satu sarana untuk mecerdaskan bangsa adalah dibentuk suatu perpustakaan di tiap tingkat sekolah (dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi). Laju kemajuan teknologi informasi telah menggempur dinding-dinding sekolah/kampus, menawarkan keterbukaan baru dalam mendapatkan pengetahuan. Bidang pembangunan infrastruktur jaringan teknologi informasi seperti internet dan intranet mempercepat arus informasi yang beragam. Pembangunan server intranet sebagai salah satu bagian pembangunan infrastruktur teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat menjelang era globalisasi.