Skip to content

Month: October 2008

STP, suatu usulan untuk UPT Perpustakaan UNS

Melanjutkan artikel tentang Segmentasi, Targeting, dan Posistiong (STP) Perpustakaan, mungkin melalui sedikit pemikiran di bawah ini akan memberikan kontribusi terhadap perpustakaan, khususnya untuk UPT Perpustakaan UNS.

Positioning dalam konteks pemasaran merupakan cara produk, merek atau organisasi perusahaan dipersepsi secara relatif dibandingkan dengan para pesaing oleh pelanggan saat ini maupun calon pelanggan. Maka positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan suatu citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan.

Positioning perpustakaan dalam era kompetisi saat ini sangat dipengaruhi oleh akuntabilitas yang  ada. Jika indikator akuntabilitasnya baik maka pasar atau user akan merespon positif dan membuat posisi perpustakaan sebagai penyedia jasa yang capable atau dapat dipercaya sekaligus predictable atau dapat diperkirakan mutunya akan tetap kuat posisinya di pasar penyedia jasa informasi. Sebaliknya jika pasar atau pengguna merespon negatif maka perpustakaan harus segera berbenah diri dengan melakukan evaluasi terhadap indikator-indikator dari akuntabilitas sebuah perpustakan yang bertanggungjawab kepada publiknya.

STP Perpustakaan

Yuk ngebahas dikit tentang STP Perpustakaan? STP bukan merek oli lho! STP adalah istilah yang banyak digunakan dalam bidang pemasaran. Sekarang ini khan kita lagi dalam perjalanan menuju WCU, perpustakaan sebagai salah satu indikatornya janganlah tenggelam dalam lautan informasi. Dikatakan oleh Pak Lasa Hs, bahwa perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan dan informasi selalu berkembang seirama dengan perkembangan pemikiran dan kultur masyarakatnya.

So mari kita ”tengok” lingkungan di sekitar yang sudah berubah. Dalam ilmu manajemen bisa dikatakan perpustakaan tengah mengalami sindrom active inertia. Itu loh istilah yang menggambarkan adanya keterbelengguan karena keteraturan yang terjadi di masa lalu. Apa yang dilakukan oleh pustakawan masih banyak berkutat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya konvensional. Akibatnya perpustakaan belum mampu secara maksimal beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya. So it’s time to change!!