Skip to content

RIAH'S BLOG Posts

Marketing Your Self

Beberapa sekolah bisnis terkemuka seperti INSEAD Prancis dan University of Chicago, USA membuka kampus di Singapura. Kampus ini bukan sekedar cabang, melainkan betul-betul merupakan kampus yang dikelola secara profesional dengan pegajar yang sama seperti pengajar di kampus aslinya. Bahan kuliah dan akses yang didapat juga sama persis. Bedanya hanya lokasinya. Persaingan yang semakin ketat membuat kompetensi SDM menempati prioritas utama untuk bersaing di dunia global. Sebenarnya para eksekutif berpengalaman dapat belajar dari kasus yang mereka hadapi sehari0hari, tetapi tentu saja dengan belajar di sekolah akan mendapatkan konsep serta ilmu yang mungkin lebih sistematis dan terstruktur.

‘Pengindeksan’ Model Vektor dan Clustering

Ditulis oleh putubuku di/pada April 3, 2008

Dalam teori  pengindeksan dan information retrieval, dikenal adanya model klasik. Model ini menganggap bahwa setiap dokumen dapat digambarkan dengan, atau diwakili oleh, serangkaian katakunci yang disebut sebagai indeks (index). Kata atau istilah yang digunakan sebagai indeks (index terms) pada dasarnya adalah kata yang diambil dari dokumen, maupun yang ditentukan dari luar dokumen,  yang secara semantik dapat membantu manusia mengetahui tema utama sebuah dokumen. Pada umumnya indeks adalah kata-benda, sebab kata-benda memiliki arti pada dirinya sendiri, sehingga secara semantik  lebih mudah dikenali dan diartikan.

Muasal Bibliometrika

Ditulis oleh putubuku di/pada April 16, 2008

Bibliometrika adalah salah satu cabang paling tua dari Ilmu Perpustakaan. Sebagai kajian ilmiah, cabang ini berkembang karena ada segelintir ilmuwan pada awal abad 20 yang tertarik tentang dinamika ilmu pengetahuan sebagaimana tercermin dalam produksi literatur ilmiahnya. Karena menggunakan statistik untuk mengkuantifikasi dokumen, pada awalnya kajian ini disebut “statistical bibilography“. Lama kelamaan, istilah ini berevolusi menjadi bibliometrika, dan kemudian juga menjadi informetrika.

Muasal Perpustakaan

Ditulis oleh putubuku di/pada April 7, 2008

Pemikir bidang kepustakawanan Ranganathan yang berasal dari India dan berkiprah di Inggris mengeluarkan ‘hukum’ yang amat terkenal tentang hakikat perpustakaan. Ia bilang perpustakaan adalah wujud dari lima prinsip, yaitu: “Books are for use; every reader his book; every book its reader; save the time of the reader, and of the staff; a library is a growing organism”. Jika diterjemahkan secara umum, maka terbaca:

kua(Nt/L)itatif

sumber: http://iperpin.wordpress.com/kuantlitatif/

kua(Nt/L)itatif

Ada 2 artikel (tentang penelitian kuantitatif-kualitatif dan sitasi) menarik bagi anda-anda terutama pustakawan, diharapkan dengan membaca artikel di bawah ini akan membuka wawasan dan bisa membantu pengguna perpustakaan dalam menyelesaikan penelitiannya serta memahami arti pentingnya mencantumkan kutipan pada karyanya. Sebabmasih banyak mahasiswa yang belum tahu pentingnyamengutip dan bagaimana etika dalam mengutip, (ada pada blogroll blog ini) yang tentu saja mahasiswa butuh jawaban yang berkualitas melalui karya orang lain. Apalagi banyak tugas yang sifatnya online, jadi sudah merupakan hal yang biasa tugas dikumpulkan via elektronik. So peran pustakawan sebagai pendamping pendidik ada benarnya. Artikel ini saya ambil dari http://iperpin.wordpress.com/

Step Forward Central Library of Sebelas Maret University : A Suggestion

By

Riah Wiratnigsih

Ø Ringkasan Eksekutif

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan pada perpustakaan sebagai pengelola informasi tertua. Perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak dalam pengorganisasian dan pengemasan informasi tidak bisa lepas dari keberadaan teknologi informasi. Melimpahnya informasi dalam berbagai jenis maupun bentuk media, mengharuskan perpustakaan untuk melakukan perubahan baik dalam pola layanan maupun peranan sebagai mediator, fasilitator, dan pendamping pendidik.

UPT Perpustakaan UNS sebagai lembaga pengelola informasi, harus menjadi perpustkaan yang adaptif terhadap perubahan tersebut. Layaknya perusahaan komersial, perpustakaan harus adaptif pula menjawab perubahan kebutuhan pemakainya, dengan mengeluarkan produk dan layanan yang dibutuhkan oleh pengguna. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, telah menjadikan fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi berbasis teknologi informasi. Untuk itu perlu dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai pada saat ini. Pengemasan informasi berbasis teknologi informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai oleh UPT Perpustakaan UNS sebagai bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi saat ini. Menjadi tugas perpustakaan bagaimana mengkomunikasikan kepada civitas akademika bahwa perpustakaan sudah (dan akan terus mengembangkan) menerapkan teknologi informasi dalam memberikan berbagai layanan berbasis web kepada pengguna. Bagaimanapun perpustakaan harus berpartisipasi aktif dalam siklus pengetahuan, harus menjadi mitra bagi pengguna (kemitraan antara pustakawan, mahasiswa dan dosen) dalam bidang pengembangan akademik.

Renstra UPT Perpustakaan UNS : Suatu Usulan

===============================================

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan dan tujuan penyusunan rencana strategis UPT Perpustakaan UNS Tahun 2009-2013, dalam mendukung terwujudnya World Recognized University. Hal ini dilakukan seiring tuntutan kebutuhan stakeholders yang semakin beragam dan komplek sebagai dampak dari perkembangan TI. Usulan renstra ini diharapkan bisa menjadi acuan action dimasa yang akan datang.

 

A. Latar Belakang

 

Menghadapi era kompetisi informasi sejalan dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT), dunia perpustakaan dihadapkan kepada situasi yang dilematis.  Sebagaimana telah diketahui peringkat webomatrics UNS pada posisi 2159 dunia, merupakan suatu prestasi tersendiri untuk tetap dipertahankan dan diusahakan meraih posisi yang lebih tinggi di kancah persaingan dunia. Indikator penilaian rangking berbasis web ini cukup unik dan memiliki hubungan erat dengan ilmu scientometric dan bibliometric. Terus apa hubungannya dengan perpustakaan? Perpustakaan sebagai lembaga pengelola informasi, mempunyai posisi yang strategis dalam penyediaan bahan pustaka dan informasi, untuk kemudian wajib menyebarkan informasi (edukatif content) secara tepat dan cepat. Salah satu fasilitas yang ada, seperti Internet merupakan alternatif yang dapat memberikan layanan informasi baik berupa artikel-artikel lepas atau katalog-katalog perpustakaan online yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, maupun rekereasi. Namun di lain pihak, kesiapan sumber daya manusia dan penunjang pokok lainnya pada perpustakaan belum bisa mengambil semua manfaat teknologi yang semakin lama semakin berkembang ini.

Perpustakaan UNS On The Move

Melihat peringkat webomatrics UNS yang naik pesat pada posisi 2159 dari posisi 4681 dunia, merupakan suatu prestasi tersendiri. Hal ini tidak terlepas dari peran perpustakaan, di mana keberadaan Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai suatu lembaga edukatif wajib menyebarkan informasi (edukatif content) secara tepat dan cepat. Perpustakaan saat ini baru menyumbangkan 7,3% dan diharapkan untuk kedepannya selalu naik. Tahun 2009 peran perpustakawan diharapkan mampu menyumbangkan diri dalam mengelola dan mendiseminasikan informasi secara online (digital library). Di sini peran perpustakaan perlu dimaksimalkan, salah satunya melalui penerapan Perpustakaan Digital (Digital Library). Kita akui dengan jujur bahwa UPT Perpustakaan UNS sudah mulai “mengarah” ke perpustakaan digital, belum 100% dikategorikan perpustakaan digital karena belum memenuhi kriteria Perpustakaan Digital. Perpustakaan digital mereposisi peran faktor where, when, who dan how.

Promosi Perpustakaan, Why Not?

Promosi Perpustakaan, Why Not?

Oleh : Riah Wiratningsih

Pustakawan UNS-Solo

Promosi perpustakaan perlu dilakukan supaya seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pengguna. Promosi merupakan salah satu komponen pemasaran, dengan mempromosikan kelembagaan, koleksi, sistem dan jenis pelayanan, maka terjadilah proses pendekatan informasi kepada pengguna. Pengguna menjadi tahu koleksi apa yang ada, pelayanan apa saja yang tersedia, sedangkan yang belum tahu atau tahu tapi belum pernah memanfaatkan jasa layanan akan mengenal kemudian tertarik untuk datang atau memanfaatkan, sehingga pengunjung bertambah, pemakaian bahan pustaka ataupun jasa layanan perpustakaan semakin tinggi. Seperti inilah harapan yang diinginkan perpustakaan.